27 September 2010

Download Video YouTube - Player Offline - Merubah FLV ke MP3

Bagi rekan-rekan yang suka nonton video di YouTube tapi masih bingung ingin mendownloadnya, atau yang bisa download tapi bingung mencari player file tersebut. Berikut ini tips-tips yang sangat mudah dan semoga bermanfaat bagi Anda yang membutuhkan.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Buka website YouTube - cari dan pilih video yang ingin dilihat - copy link video




2. Buka website yang menyediakan layanan untuk mendownload SaveTube- paste link video dari YouTube - enter/Go





3. Lihat halaman website SaveTube cari link/tulisan download - klik dan save ke komputer Anda - beri nama dengan contoh format nama:namafile.flv (jangan lupa namafile ditambahkan ekstensi .flv)



4. Untuk memainkan file FLV tersebut Anda bisa menggunakan program FLV Player - download dan install di komputer Anda. Setelah terinstal Anda dapat memainkan file FLV yang telah didownload.


5. Tips terakhir merupakan tambahan jika Anda mendownload video lagu/musik dan ingin merubah file FLV ke format MP3 agar dapat disimpan dan dimainkan di Winamp, Windows Media Player, HP, IPod dan lainnya silahkan menggunakan program FLV 2 MP3.

Jika ingin mengutip/copy-paste harap lampirkan sumbernya. Terima kasih.
Selamat mencoba.

23 September 2010

tips ngerjain orang dengan microsoft word

buka microsoft word, dan ketik:
=rand (200,99)
lalu tekan ENTER !!

hasilnya microsoft word akan membuat:
The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog.

sampai dengan halaman 235.

cocok buat ngerjain orang yang komputernya lambat, pasti hang :P


15 September 2010

Blok File agar tidak dapat dieksekusi di Windows

Jika ingin suatu file aplikasi tidak dapat aktif pada sistem operasi Windows kita dapat melakukan blok file tersebut agar tidak dapat dieksekusi dengan mendaftarkan pada Software Restriction Policies. Fitur ini hanya ada pada komputer dengan sistem operasi Windows XP Professional/Windows Server 2003/Windows Vista dan Windows Server 2008.

Caranya:

  • Start -- Run ketik perintah SECPOL.MSC kemudian klik tombol [OK]
  • Setelah muncul layar Local Security Settings, klik kanan pada menu Software Restriction Policies lalu klik Create New Policies
  • Pada menu Software Restriction Policies, klik Additional Rules
  • Klik kanan pada Additional Rules, kemudian pilih New Hash Rule, dan akan muncul layar New Hash Rule

  • Pada kolom File hash klik tombol Browse, kemudian arahkan ke direktori [Misal file pada direktori: C:\Windows\system32\virus.exe] dan klik tombol [Open]
  • Pada kolom Security level pilih [Disallowed]
  • Pada kolom description boleh di isi atau dikosongkan saja
  • Klik tombol [Apply] dan [Ok]

Yuk Jalan - Jalan Ke The Wizarding World of Harry Potter


Bertempat di Universal Studio Orlando, tanggal 18 Juni lalu Wahana Wisata Harry Potter yang diberi nama "The Wizarding World of Harry Potter" ini dibuka untuk menyapa dan mengobati kerinduan para penggemar film seri dan komik kisah penyihir cilik ini. Seperti apakah wahana Harry Potter ini, berikut suasana terakhir yang berhasil diabadikan.



































11 September 2010

museum bawah laut

Sebuah Museum Sunyi, yang sering disebut-sebut sebagai patung taman bawah laut terbesar di dunia, Terletak di bagian utara negara bagian Quintana Roo Meksiko pada akhir 2010 atau awal 2011. Dikenal sebagai Taman Laut Nasional Isla Mujeres, museum bawah laut berisi lebih dari 400 patung ketika dibangun sebagai bagian dari Proyek Evolusi Diam.

Anda bisa melihat patung batu orang sedang mengetik di keyboard, berbaring tidur atau naik sepeda. Yang Terbuat dari PH netral dan beton khusus anti-korosif, patung-patung akhirnya akan membentuk karang buatan untuk mendukung kehidupan laut dan menjadi Indah. Dapat diakses perenang snorkel dan penyelam, museum akan menarik wisatawan untuk mengunjunginya.

Instrumentasi Astronomi Radio I: Gambaran Umum

Jika kita mendengar kata teleskop, maka umumnya interpretasi pertama dalam kepala kita adalah sebuah tabung yang dilengkapi lensa atau cermin, yang digunakan untuk mengamati objek-objek di luar angkasa. Namun perlu diingat (dan disosialisasikan) bahwa optik hanyalah salah satu bagian kecil dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh objek-objek di luar angkasa tersebut. Masih ada jenis-jenis gelombang elektromagnetik lainnya, yang tentu saja jika ingin diamati, membutuhkan peralatan yang berbeda dengan teleskop optik.

radioinst1.jpg
Untuk pengamatan pada panjang gelombang radio, peralatan yang digunakan disebut teleskop radio. Instrumen ini hampir mirip dengan radar, atau ground segment pada sistem komunikasi satelit. Perbedaannya adalah, teleskop radio hanya merupakan sistem penerima, tidak meliputi sistem pemancar sinyal. Dan sinyal yang diterima adalah sinyal analog, bukan sinyal digital.
Pada dasarnya, pengamatan pada panjang gelombang radio adalah untuk mengukur intensitas sinyal yang dipancarkan oleh suatu objek pada satu panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Satuan yang biasa digunakan adalah Jansky (Jy). 1 Jansky setara dengan 10-26 watt m-2 Hz-1. Ini untuk memudahkan dalam pengukuran, karena sinyal radio yang dipancarkan oleh objek-objek astronomi sangat lemah.
Pada umumnya, sebuah teleskop radio memiliki komponen-komponen berikut ini:
1. Antena
2. Amplifier
3. Band-pass Filter
4. Mixer
5. Detector
Komponen-komponen diatas diurut berdasarkan urutan yang umum ditemui pada blok diagram sebuah teleskop radio. Komponen-komponen selain antena biasanya digabung menjadi satu, disebut sebagai receiver. Ada komponen-komponen yang posisi urutannya tidak mungkin diubah, misalnya antena dan detector. Namun komponen lainnya boleh untuk diubah urutannya, misalnya menempatkan band-pass filter lebih dulu sebelum amplifier. Perubahan urutan posisi komponen tersebut tentu saja menimbulkan efek pada transmisi sinyal yang dideteksi dari antena menuju detector. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui peranan dari masing-masing komponen tersebut. Pada artikel ini, hanya akan diberikan penjelasan secara umum mengenai masing-masing komponen. Penjelasan yang lebih mendalam akan diberikan pada artikel-artikel selanjutnya.
Antena
Antena berfungsi untuk mengumpulkan sinyal radio, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Umumnya antena yang digunakan pada teleskop radio berbentuk dipol atau parabola. Namun tidak jarang antena yang digunakan berbentuk yagi, yaitu antena yang biasa digunakan untuk menerima siaran televisi terestrial. Pemilihan jenis antena didasarkan pada panjang gelombang atau frekuensi yang ingin diamati. Antena dipol biasanya digunakan untuk pengamatan pada daerah high frequency (HF) dan very high frequency (VHF). Antenna yagi biasanya digunakan untuk pengamatan pada sebagian kecil daerah ultra high frequency (UHF), sedikit diatas VHF. Sedangkan untuk pengamatan pada sebagian besar daerah UHF dan frekuensi yang lebih tinggi lagi, umumnya menggunakan antena berbentuk parabola.
Seperti yang tersirat pada satuan pengukuran intensitas sinyal (watt m-2 Hz-1), luas permukaan antena memberikan pengaruh yang signifikan pada intensitas sinyal yang diterima.
radioinst2.jpg
antena dipol dan antena parabola
Amplifier
Umumnya antena sebuah teleskop radio ditempatkan agak jauh dari work station dimana receiver berada. Sinyal dari antena ditransmisikan ke receiver menggunakan kabel coaxial atau waveguide. Pada saluran transmisi ini terjadi pengurangan daya sinyal yang disebabkan oleh hambatan (resistance) saluran transmisi itu sendiri. Dan mengingat daya yang diterima antena dari objek-objek astronomi amat kecil, maka amat penting untuk menguatkan sinyal yang akan ditransmisikan, agar dapat dideteksi oleh receiver. Oleh karena itu, umumnya setelah antena ditempatkan sebuah amplifier, yang disebut pre-amplifier atau pre-amp. Menempatkan amplifier tambahan pada receiver juga umum dilakukan, untuk memperjelas sinyal yang sampai di receiver, sebelum diproses lebih lanjut.
Band-pass Filter
Gelombang radio bukanlah ranah milik dunia astronomi saja, melainkan juga digunakan dalam sistem komunikasi. Dunia astronomi harus berkompromi dengan kepentingan publik dalam memanfaatkan gelombang radio, setidaknya hingga frekuensi belasan gigahertz. Oleh karena itu, daerah frekuensi pengamatan pada astronomi radio haruslah dipilih dengan baik agar sinyal yang ingin diamati tidak diinterferensi oleh sinyal komunikasi, kecuali jika lokasi pengamatan berada sangat jauh dari peradaban, dan daerah frekuensi pengamatan berada diluar rentang frekuensi komunikasi satelit. International Telecommunication Union (ITU) telah menetapkan rentang-rentang (bandwidth) frekuensi yang dijamin untuk kepentingan dunia astronomi. Dan rentang-rentang ini bukanlah rentang yang lebar. Sehingga bandwidth frekuensi pada pengamatan astronomi radio haruslah dibatasi agar tidak diinterferensi. Disinilah terletak pentingnya komponen band-pass filter, yaitu untuk membatasi bandwidth frekuensi yang diamati.
Disisi lain, bandwidth yang sangat sempit akan berimbas pada lemahnya intensitas sinyal yang dideteksi (lihat kembali satuan intensitas diatas). Selain itu membuat filter untuk bandwidth yang amat sempit sangat sulit, apalagi jika filter tersebut dirancang berdasarkan ketersediaan komponen dasar (misalnya resistor, kapasitor, transistor, dll) yang dijual di pasaran. Oleh karena itu, umumnya filter dibuat cukup lebar, tetapi masih berada diluar daerah frekuensi yang digunakan untuk sistem komunikasi.
Walaupun begitu, filter dengan bandwidth yang sangat kecil tetap ada kegunaannya, yaitu untuk melakukan pengamatan spektrum radio (spektroskopi). Teleskop radio yang digunakan untuk keperluan ini disebut Radio Spectograph. Tentunya bandwidth yang amat sempit harus dikompensasi oleh komponen lainnya, misalnya amplifier yang memiliki noise yang sangat kecil sehingga amplifikasi yang besar tidak disertai dengan noise yang juga besar, dan detector yang sangat sensitif.
Sebagai informasi tambahan, alokasi frekuensi untuk pengamatan pada astronomi radio yang telah dijamin oleh ITU dapat dibaca pada buku CRAF Handbook for Radio Astronomy, yang diterbitkan oleh European Science Foundation.
Mixer
Pengamatan dalam astronomi radio dapat dilakukan pada frekuensi sekitar 10 MHz hingga beberapa ratus GHz. Sinyal dengan frekuensi yang amat tinggi tersebut sulit untuk dianalisis. Oleh karena itu, biasanya sinyal yang diterima diubah frekuensinya menjadi frekuensi yang lebih rendah (mix-down) dengan menggunakan mixer. Perubahan frekuensi tersebut tidak mengubah parameter-parameter sinyal lainnya sehingga tetap merepresentasikan kondisi sesungguhnya.
Detector
Di dalam receiver, sinyal biasanya direpresentasikan dalam bentuk tegangan (voltage). Namun yang sebenarnya ingin diukur oleh astronom adalah intensitas daya atau rapat daya. Oleh karena itu, pada teleskop radio detector yang biasa digunakan adalah jenis Square Law Detector, karena dapat secara langsung memberikan gambaran mengenai daya atau rapat daya sinyal berdasarkan tegangan yang dibaca pada detector tersebut. Keuntungan lain menggunakan detector jenis ini adalah bahwa detector jenis ini bekerja dengan baik justru untuk mendeteksi sinyal yang kecil, sekitar -20 hingga -60 dBm. Sehingga amplifikasi sinyal pada amplifier tidak harus sangat besar. Contoh detector jenis ini adalah dioda Schottky.
Komponen lain yang juga umum ditemui pada sebuah teleskop radio adalah Integrator, yaitu komponen yang berfungsi mengakumulasi sinyal yang direkam dalam suatu interval waktu. Komponen ini amat berguna dalam pengamatan untuk mendeteksi objek-objek yang sangat redup pada panjang gelombang radio.
Data hasil pengamatan tentu perlu disimpan. Saat ini umumnya komputer digunakan sebagai recorder, karena memudahkan proses analisis data. Namun pita magnetik juga masih digunakan, terutama dikalangan astronom-astronom amatir. Umumnya pita magnetik digunakan untuk merekam data variabilitas intensitas sinyal radio dari sebuah objek astronomi.

Dua Asteroid Melintasi Bumi

Di sela-sela kesibukan masyarakat Indonesia yang akan mudik, ada satu kejadian langit yang bisa disimak yakni mendekatnya 2 asteroid ke Bumi pada jarak yang lebih dekat dari Bulan.

Tanggal 5 September 2010 yang lalu, Andrea Boattini yang sedang melakukan survei langit sebagai bagian dari Mount Lemmon Survey berhasil menemukan 2 buah obyek yang akan melintasi Bumi dalam jarak terdekatnya pada tanggal 8 September 2010. Kedua obyek ini berhasil diamati dengan menggunakan teleskop reflektor 15 meter di Mount Lemmon, Arizona. Diperkirakan, kedua asteroid tersebut akan berada dalam jarak yang lebih dekat dari jarak Bulan – Bumi.

Dua asteroid kecil dalam orbit yang berbeda akan melintas dalam jarak Bumi - Bulan tanggal 8 September 2010. Kredit : JPL/NASA

Menarik? Jelas ! Kejadian ini merupakan fenomena yang sayang untuk dilewatkan oleh para pengamat langit dan astronom amatir. Ups, tapi mungkin asteroid melintas dekat Bumi bukan sekedar fenomena menarik bagi astronom amatir. Muncul pertanyaan baru, apakah asteroid itu akan masuk dan menabrak Bumi seperti di film-film?

Jangan kuatir, kedua asteroid dekat Bumi yang berukuran 8 dan 12 meter ini hanya akan melintas dan tidak akan nyelonong ke Bumi. Keduanya muncul dari kumpulan asteroid yang memang masih belum ditemukan dan dikenali dari sekitar 50 juta populasi asteroid.

2010 RF12
Dari kedua obyek yang akan melintasi Bumi tersebut, 2010 RF12 merupakan obyek yang lebih kecil dan diperkirakan berukuran antara 6 – 14 meter. Ia akan melintas dalam jarak 0,2 jarak Bumi Bulan atau 79000 km pada tanggal 8 September jam 21.00 UT atau 9 September 04.00 wib.

Orbit 2010 RF12 tanggal 8 September 2010 yang dibuat dengan JPL Small-Body Database Browser

2010 RF12 akan melintas dengan kecepatan 30”/menit – 50”/menit dengan kecerlangan antara 16 sampai 14 magnitudo saat berada pada posisi terdekat dengan Bumi. Saat ini 2010 RF12 akan mengorbit dalam jarak 0,82 – 1,17 SA dan ia juga mengorbit Matahari sekali dalam setahun. Yang menarik, ia hanya akan bertemu Bumi satu kali dalam 100 tahun.

2010 RX30
Obyek kedua yang akan melintas Bumi adalah asteroid dekat Bumi 2010 RX30 yang akan mendekati Bumi pada jarak 0,66 jarak Bulan atau 248000 km. Asteroid 2010 RX30 ini memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari 2010 RF12 yakni kisaran 10-20 meter dan 2010 RX30 akan berada pada posisi terdekatnya pada tanggal 8 September 2010 jam 10.00 UT atau jam 17.00 wib. Pada saat mendekat 2010 RX30 akan memiliki kecerlangan 16 magnitudo pada awalnya namun kemudian semakin cerlang hingga mencapai magnitudo 15.

Orbit asteroid 2010 RX30 yang dibuat dengan JPL Small-Body Database Browser

Asteroid yang satu ini akan melintas di langit dengan kecepatan antara 2-5 detik busur / detik. Para pengamat langit di belahan bumi selatan akan memiliki kesempatan melihat 2010 RF12 saat ia mencapai kecerlangan dengan magnitudo 13 pada tanggal 8 September jam 16.00 – 17.00 UT atau tgl 8 September jam 23.00 wib – 9 September jam 00.00 wib.

Menarik? Siapkan teleskopmu untuk menikmati asteroid tersebut malam ini!

Perlukah Menggantikan GMT dengan Mecca Mean Time?

Peresmian jam raksasa Mekkah pada awal Ramadhan 1431 H, pada 11 Agustus 2010, membangkitkan kembali keinginan sebagian ulama Islam, terutama di negara-negara Arab, untuk menjadikan Mekkah sebagai pusat waktu. Beberapa argumentasi diajukan, antara lain bahwa Mekkah dianggap sebagai Pusat Dunia, setidaknya kalau dilihat dari distribusi sebaran benua.

Jam Raksasa di Mekkah. sumber : blog reuters.

Sebenarnya proyek tersebut cenderung bersifat ”mercusuar” dengan menjadikannya jam terbesar di dunia dengan beberapa keunggulan lainnya. Tetapi tidak memuat konsep waktu yang berbeda dari yang saat ini diterima secara internasional.

Benar Mekkah sebagai tempat Ka’bah menjadi pusat perhatian Ummat Islam karena menjadi kiblat saat shalat dan menjadi pusat ibadah haji. Tetapi, secara fisik geografis tidak ada keistimewaan yang mendukung untuk menjadikannya sebagai rujukan waktu atau sebagai meridian utama (Prime Meridian). Secara geografis, kalau Mekkah menjadi meridian utama (garis bujur 0), maka garis tanggal internasional pada garis bujur 180 derajat akan memotong Alaska dan terlalu jauh kalau harus dibelokkan ke Selat Bering. Itu berdampak kurang bagus, karena Kanada dan Alaska yang satu wilayah daratan terpaksa harus berbeda hari. Misalnya, di Alaska Senin sedangkan di Kanada masih Ahad. Sehingga untuk mewujudkannya jelas tidak mungkin akan mendapatkan persetujuan internasional. Masalah waktu tidak mungkin diatur secara sepihak, perlu konvensi internasional. Untuk memahaminya, kita harus melihat sejarah konvensi waktu internasional yang merujuk pada waktu rata-rata Greenwich.

Greenwich Mean Time (GMT, Waktu Rata-rata Greenwich) adalah rujukan waktu internasional yang pada mulanya didasarkan pada waktu matahari di Greenwich yang kemudian didasarkan pada jam atom. Sistem waktu yang mapan tersebut mempunyai sejarah panjang yang didukung konvensi internasional dan kajian ilmiah untuk penyempurnaannya. Sampai pertengahan abad 19, masing-masing negara menggunakan sistem jam matahari sendiri dengan menggunakan meridian masing-masing. Meridian adalah garis hubung utara-selatan yang melalui zenit yang dilintasi matahari saat tengah hari. Untuk jaringan transportasi kereta api jarak jauh yang mulai berkembang saat itu, pembuatan sistem waktu baku antarwilayah diperlukan. Tanpa sistem waktu yang baku, jadwal kereta api bisa kacau ketika memasuki wilayah yang menggunakan sistem waktu berbeda. Hal itu terutama dirasakan oleh jaringan kereta api di Kanada dan Amerika Serikat.

Kebutuhan sistem waktu baku tersebut yang mendorong Sir Sandford Fleming, seorang teknisi dan perencana perjalanan kereta api Kanada mengusulkan waktu baku internasional pada akhir 1870-an. Gagasan itu kemudian dimatangkan dalam Konferensi Meridian Internasional di Washington DC pada Oktober 1884 yang dihadiri perwakilan 25 negara (Austria-Hungaria, Brazil, Chile, Kolombia, Costa Rica, Perancis, Jerman, Inggris, Guatemala, Hawii, Italia, Jepang, Liberia, Meksiko, Belanda, Paraguay, Rusia, San Domingo, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Amerika Serikat, Venezuela, dan Salvador).

Kesepakatan pokok (konvensi) pada konferensi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Bersepakat menggunakan meridian dunia yang tunggal untuk menggantikan banyak meridian yang telah ada.
  2. Meridian yang melalui teropong transit di Observatorium Greenwich ditetapkan sebagai meridian nol.
  3. Semua garis bujur dihitung ke Timur dan ke Barat dari meridian tersebut sampai 180 derajat.
  4. Semua negara menerapkan hari universal.
  5. Hari universal adalah hari matahari rata-rata, mulai dari tengah malam di Greenwich dan dihitung 24 jam.
  6. Hari nautika dan astronomi di mana pun mulai dari tengah malam.
  7. Semua kajian teknis untuk mengatur dan menerapkan sistem desimal pembagian waktu dan ruang akan dilakukan.

Butir ke-2 tidak mendapat kesepakatan bulat. San Dominggo menentang. Perancis dan Brazil abstain.

Saat ini sistem waktu telah ditetapkan dengan 24 waktu baku, secara umum setiap perbedaan 15 derajat garis bujur, waktunya berbeda 1 jam. Dalam pelaksanaannya, waktu baku tersebut disesuaikan dengan batas wilayah agar tidak memecah waktu di suatu wilayah. Pada 1928, dalam konferensi astronomi internasional, berdasarkan kajian soal waktu, maka penamaan GMT diubah menjadi Universal Time (UT). Rujukan waktunya tetap jam matahari, sehingga tergantung rotasi bumi yang sebenarnya tidak konstan. Pada 1955 ditemukan jam atom Caesium yang lebih stabil, sehingga selalu ada perbedaan dengan UT, walau dalam skala yang sangat kecil dalam orde milisecond (seperseribu detik). Pada akhir 1960-an sampai awal 1970-an banyak dilakukan kajian soal waktu yang sinkron antara UT dan jam atom. Saat ini UT bukan lagi murni didasarkan pada jam matahari, tetapi berdasarkan jam atom yang disinkronkan dengan konsep jam matahari. Namanya menjadi UTC (Universal Time, Coordinated), nama kompromi dari usulan dua bahasa: bahasa Inggris “CUT” untuk “coordinated universal time” dan bahasa Perancis “TUC” untuk “temps universel coordonné”.

Dari sejarah panjang GMT tersebut, kita bisa faham bahwa konvensi waktu baku internasional didasarkan pada kebutuhan untuk mensinkronkan jadwal aktivitas manusia yang bersifat lintas negara. Apalagi saat ini, jadwal penerbangan memerlukan pengaturan waktu yang sangat akurat. Sistem waktu GMT atau UTC yang sudah mapan saat ini tidak mungkin lagi diubah, misalnya dengan MMT (Mecca Mean Time). Tidak ada alasan fisis – teknis yang mendasarinya, selain ghirah (semangat) keagamaan. Juga tidak ada alasan yang mendukung penyatuan waktu ibadah ummat Islam, karena pada dasarnya waktu ibadah bersifat lokal dan sudah tercukupi dengan menggunakan sistem waktu internasional yang telah ada.

Penentuan Awal Syawal 1431 H

Kapankah lebaran? Itulah pertanyaan yang sering kali muncul dan dipertanyakan. Bagaimanakah menentukan awal Idul Fitri ? Apakah bulan Ramadhan kali ini 29 hari ataukah 30 hari?

Penentuan awal Idul Fitri ditentukan oleh pengamatan Hilal, sabit Bulan tipis yang nampak oleh mata telanjang pada langit senja di kaki langit Barat sesaat setelah Bulan melewati fase konjungsi atau dalam bahasa arab dikenal sebagai Ijtimak. Pada fase ini Bulan tidak dapat terlihat dari Bumi karena permukaan yang nampak dari bumi tidak mendapat sinar Matahari atau yang juga kita kenal sebagai fasa Bulan Baru. Acuan Visibilitas hilal ini memberi implikasi perbedaan setiap bulan islam bisa terdiri dari 29 hari atau 30 hari.Untuk mengamati penampakan Hilal di penghujung senja di ufuq Barat, ada beberapa kaidah yang sebaiknya diketahui secara umum, yakni:

  1. Langit cerah atau cukup cerah berawan tipis
  2. Waktu pengamatan telah melewati waktu konjungsi/ijtimak
  3. Waktu penampakan hilal umumnya dalam senja nautika (jarak zenith Matahari sekitar 95 atau 96 derajat)
  4. Pada saat Matahari terbenam dan bahkan Matahari mencapai jarak zenith sekitar 95 atau 96 derajat posisi Bulan masih harus di atas ufuq . Penampakan hilal umumnya dalam langit senja nautika ketika kedudukan Matahari mencapai 5 atau 6 derajat di bawah ufuq atau di bawah horizon Barat. Senja nautika diantara senja sipil dan senja astronomi..
  5. Ukuran luas sabit Bulan sedemikian rupa sehingga bisa cukup terang dan mudah dideteksi oleh mata telanjang manusia

Untuk menentukan awal Bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, Indonesia menganut sistem Hisab Rukyat. Hisab merupakan sistem penentuan dengan melakukan perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan untuk mengetahui dimulainya awal bulan dan Rukyat merupakan penentuan yang dilakukan dengan mengamati visibilitas hilal. Pengamatan yang dilakukan bisa menggunakan teleskop ataupun mata telanjang setelah matahari terbenam. Hal ini dikarenakan ukurannya yang sangat tipis dan intensitas cahaya hilal yang jauh lebih redup dari Matahari. Jika hilal bisa terlihat, maka itulah awal bulan baru. Seandainya tidak, awal bulan baru dapat ditetapkan untuk mulai keesokan harinya.

Awal Syawal 1431 H
Untuk tahun ini, konjungsi atau ijtimak akhir Ramadhan 1431 H akan bertepatan dengan tanggal 8 September 2010, pukul 10 : 30 UT atau 17 : 30 WIB atau 18 : 30 WITA atau 19 : 30 WIT, yaitu ketika nilai bujur Ekliptika Matahari dan Bulan sama-sama 165,677 derajat. Pada saat konjungsi, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 4,277 derajat. Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,543 derajat, sehingga pada saat konjungsi tidak akan terjadi Gerhana Matahari. Dengan demikian, peristiwa konjungsi ini tidak akan teramati secara visual. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 7 jam 22 menit.

Dari waktu konjungsi tersebut dan jika disesuaikan dengan waktu terbenamnya matahari, maka bisa dikatakan untuk wilayah Indonesia bagian barat, konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam. Sedangkan wilayah tengah dan timur, konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam. Jika demikian, rukyat baru bisa dilaksanakan setelah Matahari terbenam tanggal 8 September 2010 untuk Indonesia Bagian Barat sedangkan untuk wilayah tengah dan timur, rukyat baru bisa dilaksanakan tanggal 9 September 2010.

Peta hilal di Indonesia pada tanggal 8 September 2009. Hilal berada di bawah ufuk setelah Matahari terbenam. Sumber : BMKG

Peta ketinggian HIlal pada tanggal 9 September 2010. Hilal berada pada ketinggian 8 - 10,75 derajat dan dapat dirukyat di seluruh Indonesia. Sumber : BMKG

Jika dilihat dari ketinggian hilal pada tanggal 8 September 2010, seluruh wilayah Indonesia tidak akan dapat melihat hilal karena Bulan sudah lebih dahulu terbenam sebelum Matahari terbenam, dengan ketinggian hilal saat Matahari terbenam berkisar antara -4,50 derajat sampai dengan -2,88 derajat dan umur bulan pada kisaran -1,98 jam sampai dengan 1.20 jam. Positif dan negatif karena di Indonesia bagian barat konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam. Adapun di Indonesia bagian tengah dan timur konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam. Ketinggian negatif menandakan hilal berada di bawah horison saat Matahari terbenam. Saat Matahari terbenam tanggal 9 September 2010, ketinggian Hilalnya antara 8 derajat sampai dengan 10,75 derajat dengan usia bulan berkisar antara 22,10 jam sampai dengan 25,19 jam.

Karena pada hari pertama ijtimak di seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan hilal setelah Matahari terbenam, maka hilal baru bisa dilihat satu hari sesudahnya. Selain itu karena hilal di tanggal 9 September 2010 juga sudah mencapai ketinggian 8 – 10,75 derajat maka dapat disimpulkan, awal Syawal 1431 H akan jatuh pada tanggal 10 September 2010.

Pengamatan hilal awal Syawal akan dilakukan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Observatorium Bosscha juga dilakukan oleh BMKG dan masyarakat RHI (Rukyatul Hilal Indonesia) dari beberapa titik pengamatan di antaranya adalah Biak (Papua), Kupang (NTT), Makasar, Mataram (NTB), Surabaya, Samarinda, Yogyakarta, Bandung (Observatorium Bosscha dan Uiversitas Pendidikan Indonesia), Pamengpeuk (Jawa Barat), Pekanbaru (Riau), Lok Ngah (Aceh). Tayangan langsung pengamatan hilal dari beberapa lokasi di Indonesia ini bisa disaksikan di laman Hilal Observatorium Bosscha dan laman Hilal Depkominfo dan bisa diikuti di twitter di #hilalindonesia

3 September 2010

Misteri Coral Castle Melawan Gravitasi

Bagaimanakah monumen-monumen seperti Stonehenge, Piramida Giza, benteng Sacsayhuaman dan sejumlah monumen kuno lainnya dibangun? Banyak ilmuwan percaya bahwa dalam beberapa kasus dibutuhkan puluhan ribu pekerja untuk memindahkan batu-batu raksasa itu ke tempat konstruksi.


Akan tetapi, seorang pria Latvia kecil bersikukuh bahwa struktur kuno tersebut dirakit dengan jauh lebih mudah dari yang kita bayangkan. Dengan menggunakan suatu alat bangunan rahasia yang telah ditelan jaman, ia bahkan mengaku telah menggunakan teknik-teknik tersebut pada Coral Castle (Istana Karang) yang misterius.

Saat berusia 25 tahun, Edward Leedskalnin berencana menikahi seorang perempuan yang berusia 10 tahun lebih muda darinya, Agnes Scuffs, yang dipanggil mesra “sweet sixteen”. Akan tetapi sayangnya, pada malam sebelum pernikahannya, si calon pengantin perempuan berubah pikiran dan tidak pernah lagi kembali ke sisinya.

Yang mengejutkan, Leedskalnin masih saja melanjutkan membangun sebuah istana magisnya untuk mengenang kekasih yang hilang.

Karena kemasygulan hati dan menderita penyakit TBC, Leedskalnin meninggalkan kota asalnya Latvia, menuju Amerika Serikat. Ia menetap di kota Florida, dan di sanalah ia dapat mewujudkan karya konstruksi yang sangat mengesankan (dan sulit untuk dipahami) yang pernah dikerjakan seorang diri: Coral Castle atau seperti Leedskalnin menyebutnya, Rock Gate Park (Taman Gerbang Batu Karang).

Seluruh batu yang berdiri tegak pada bangunan megah itu (Leedskalnin sendiri yang mengggali, memotong dan memasangnya), dibangun dengan menggunakan lempengan yang sangat besar, beberapa ada yang beratnya lebih dari 30 ton.



Melalui 28 tahun bekerja seorang diri, dan hanya dengan bantuan perkakas sederhana yang dirancang sendiri oleh Edward (sebuah katrol dan rantai geret yang terbuat dari bekas tiang telepon) Coral Castle telah menjadi suatu kenyataan.

Bukannya memberitahu metode rahasianya, Leedskalnin malah berusaha keras melindungi rahasia pemindahan batu-batu tersebut. Banyak orang berspekulasi tentang prosesnya itu, tapi tak seorang pun mampu merekonstruksi ulang pemindahan batu-batu besar yang kelihatannya tanpa memerlukan tenaga itu.

Menurut legenda yang ada, pernah pada suatu malam anak-anak mengintip Leedskalnin dan menyaksikan lempengan-lempengan batu besar itu mengambang ke udara bagaikan ”balon hidrogen.”



Pada 1936, Leedskalnin ingin memindahkan seluruh bangunan tersebut ke Homestead yang tidak jauh letaknya, dan menyewa sebuah truk untuk mengangkut batu-batu itu, hanya sekali ini ia meminta bantuan orang lain.

Karena selalu berusaha melindungi rahasianya, Leedskalnin bersikeras meminta supir untuk meninggalkan truknya di tempat itu semalaman, dengan begitu ia dapat mengangkat lempeng-lempeng raksasa itu sendiri. Supir tersebut meragukan permintaannya, namun seperti yang dijanjikan pada hari berikutnya Leedskalnin telah menumpukkan batu-batu itu di atas trailer besar tersebut, dan siap untuk diangkut.

Pria misterius

Konstruksi Coral Castle masih dipenuhi misteri. Bagaimana mungkin seseorang memindahkan lebih dari 1.100 ton lempengan batu besar yang diperlukan untuk membangun struktur raksasa ini?

Sementara Leedskalnin tidak pernah secara tegas membuka rahasianya, ia telah meninggalkan tulisan mengenai serangkaian eksperimen penggunaan magnet, mengisyaratkan bahwa metodenya datang melalui studi tentang medan magnet bumi. Apakah Leedskalnin, seperti halnya pengklaim lainnya telah menemukan bagaimana mengalahkan gravitasi?



Leedskalnin mengelak ketika secara langsung ditanya pembuatan Coral Castle, tetapi ia mengaku menguasai teknik-teknik yang pernah digunakan para ahli bangunan kuno—teknik seperti yang mereka gunakan untuk membangun piramida besar Mesir. Ia bahkan secara menggoda menyatakan bahwa cara itu sangatlah gampang, begitu Anda tahu rahasianya.

Salah satu fitur yang lebih menakjubkan dari Coral Castle adalah blok batu seberat sembilan ton yang digunakan sebagai gerbang pintu masuk istana tersebut. Leedskalnin menata batu besar ini dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga dengan dorongan lembut pun dapat dibuka dengan mudah.

Pada 1986, setelah tiga puluh tahun Leedskalnin wafat, gerbang itu harus diperbaiki dan pekerjaan itu memerlukan enam orang pekerja dengan sebuah crane (derek) seberat 20 ton untuk memindahkan lempengan batu besar itu. Namun meskipun mengerahkan ekstra otot, kelompok pekerja ini masih tidak bisa memasang gerbang itu memiliki presisi yang sama dengan sebelumnya.

Interior dari Coral Castle itu sendiri merupakan suatu tampilan karya seni yang indah dan keajaiban rancang-bangun. Secara resmi telah dianggap sebagai monumen yang bersejarah, dan telah diubah menjadi sebuah musium yang terbuka bagi semua orang yang ingin tahu dan ingin mencoba kemampuan mereka untuk membuka selubung misteri bagaimana orang Latvia eksentrik itu hidup dan berkarya.

Sejumlah set meja-meja dan kursi menghiasi kebun batu karang tersebut, sementara itu anak-anak tangga dan sundials (alat penunjuk waktu dengan bantuan bayangan sinar matahari) dipasang dengan presisi sampai pada menit, suatu wasiat kemampuan misterius Leedskalnin.

Teknologi macam apa yang digunakan Leedskalnin dan mengapa ia ingin menyimpan penemuan ajaib itu sebagai suatu rahasia? Apakah sebenarnya ia memiliki rahasia-rahasia bangunan yang serupa dengan yang dipakai dalam dunia masa lampau? Kita dibiarkan untuk berspekulasi, karena Leedskalnin hanya menawarkan petunjuk-petunjuk dari struktur itu sendiri, dan membawa serta metode rahasianya ke alam kubur.

SEJARAH ISLAM DI AMERIKA

Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.

Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.

Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.

Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.

Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab.

Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan, beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutp kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.

Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa : ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Bukankah Al-Qur’an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah (*)

Subhanallah….

Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu muslim?

Sejarahnya panjang,

Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.

Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis.

Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).

Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan.

Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.

Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.

Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).

Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.

Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.

Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.

Sequoyah, also known as George Gist Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.

Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.

Dan tahukah anda? 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950]

Dan mengapa hanya Columbus saja yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua amerika? Karena saat terjadi pengusiran kaum yahudi dari spanyol sebanyak 300.000 orang yahudi oleh raja Ferdinand yang Kristen, kemudian orang-orang yahudi menggalang dana untuk pelayaran Columbus dan berita ‘penemuan benua Amerika’ dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol.

Pelayaran Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk menciptakan legenda sesuai dengan ‘pesan sponsor’ Yahudi sang penyandang dana. Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan publikasi dikuasai oleh orang-orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil Amerika itu.

Maka tampak ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah tentang penemuan benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan kaki ke benua Amerika.

Dan tahukah anda? sebenarnya laksam ana Zheng He atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama laksamana Cheng Ho adalah penemu benua amerika pertama, sekitar 70 tahun sebelum Columbus.

Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratan Amerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.

Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita mengenalnya dengan Ceng Ho-red). Bersama bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.

Bahkan menurutnya, Zheng He ‘mengalahkan’ Columbus dengan rentang waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah.

Adalah sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.

Cherokee syllabary”Laksana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.

Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies mengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno bersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan 1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.

Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam saat terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian direkonstruksi ulang menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta pelayaran Zheng He.

“Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian dunia yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut,” ungkap Menzies yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan laut Inggris ini. Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisi Zheng He.

Lantas terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna membuat sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu tahun. Fenomena ini, yang disebut presisi, berarti tiap titik kutub membidik bintang berbeda selama waktu berjalan. Menzies menggunakan software untuk merekonstruksi posisi bintang-bintang seperti pada masa tahun 1421.

“Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan penanggalan petanya,” kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkan masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. “Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat.”

Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis katulistiwa di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan bintang selatan Canopus, yang dekat dengan lintang kutub selatan, tercantum dalam peta. “Dari situ, kita berhasil menentukan arah dan letak Polaris. Sehingga selanjutnya kita bisa memastikan masa dari peta itu yakni tahun 1421, plus dan minus 30 tahun.”

Sequoyah Atas temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan perkiraan dengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi bintang amatlah dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30 tahun, seperti dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.

Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagai penjelajah ulung. Dia terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371. Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas Semur. Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam.
Ayah dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakan perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.
Yunan adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yang sudah ada jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Ming menguasai Yunan tahun 1382, Zheng He turut ditawan dan dibawa ke Nanjing. Ketika itu dia masih berusia 11 tahun.
Zheng He pun dijadikan sebagai pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi kaisar bernama Yong Le. Nah kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga akhirnya dia menjadi salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.
cursor: url("http://i137.photobucket.com/albums/q210/kyawsawdin/FireRed.gif"), default;

ShoutMix chat widget